Selasa, 08 Oktober 2013

Sterilisasi



KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“STERILISASI”





DI SUSUN OLEH




DENIA HUZANNUR ARIANI
TINGKAT 1.A
032001D12010





AKADEMI PERAWAT KESEHATAN
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum mikrobiologi adalah prinsip sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998)

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent  atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkanmikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant  (Pratiwi,2006).
B.     Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi:
1.      Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2.      Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
Ø   Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu  15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf
Ø  asteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
Ø  Penyinaran dengan sinar UV.Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
-   Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
-   Daya kerjaà absorbsi as. Nukleat
-   Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
-   Kelemahanà penetrasi lemah
Ø  Sinar Gamma Daya kerjanyaà ion bersifat hiperaktif Sering digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan  Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”
3.      Sterilisasi dengan Cara Kimia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
• Rongga (space)
• Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
• Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
• Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
• Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap
• Sebaiknya menyediakan hand lation àmerawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi
  • Alkohol
- Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi
- Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi à membran sel rusak & enzim tdk aktif
  • Halogen
- Mengok sidasi protein kuman
  • Yodium
- Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit
- Efektif terhadap berbagai protozoa
  • Klorin
- Memiliki warna khas dan bau tajam
- Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
  • Fenol (as. Karbol)
- Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan
- Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
  • Peroksida (H2O2)
- Efektif dan nontoksid
- Molekulnya tidak stabil
- Menginaktif enzim mikroba
  • Gas Etilen Oksida
- Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik.
C. Metode atau Teknik Sterilisasi
1. Secara fisika
Yaitu dimana proses sterilisasi mengunakan hukum fisika yaitu dengan:
1)      Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperlukanp pemanasan mencapai 160­­­­­oC s/d 180­­­­­­­oC. Pada temperatur ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan, hal ini disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri phatogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat udara, hal mana telah diketahui bahwa udara memerlukan waktu lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur
a.      Udara panas oven
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170­­­­­­­oC selama 1 jam, 160­­­­­­­oC selama 2 jam, 150­­­­­­­oC selam 3 jam.
b.     Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai berpijar.
c.     Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul. Bahan atau alat dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 160­­­­­­­oC. Larutan natrium atau amonium klorida jenuh dapat digunakan pula sebagai pengganti minyak mineral.
2)      Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
a.      Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
Benda yang akan disuci hamakan diletakan diatas lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100­­­­­­­oC), pada tekanan 15Ib temperatur yang mencapai 121oC. Organisme yang tidak berspora hanya dapat mati dengan pemanasan     100­­­­oC selama 30 menit tetapi ada beberapa dapat bertahanselama 10 jam pada temperatur 100­­­­­­­oC dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih ini ditambah dengan natrium carbonat
b.     Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5% klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.
c.     Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
3)  Cara bukan panas
a. Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel se hingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultra violet, radiasi sinar gamma atau sinar dan sinar matahari. Sinarmataharib anyak mengandung ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi, hal ini telah lama diketahui banyak orang. Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakankatoda panas(emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda b ertekanan rendah diisi dengan uap air raksa, panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2600 angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang dijalan-jalan sesungguhnya banyk yang mengandung sina ultraviolet yang dihasilkan itu diserap banyak oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet.
2. Secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu juga Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.
b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan mikroba mati
3. Metode mekanik
a. Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.
Ada banyak macam filter yaitu:
1)      Berkefeld V
2)      Coars N, M dan W
3)      Chamberland
4)      Seitz
5)      Sintered glass
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk menyeterilkan larutan gula, cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganime seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan filtrable virus dari bakteria dan organisme.
D.       Pelaksanaan Sterilisasi Alat
Sterilisasi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu mikroorganisme dapat dibunuh dan peralatan tetap baik, untuk sementara itu perlu mengetahui:
a.         Macam peralatan manakah yang akan disuci hamakan
Seperti alat-alat yang digunakan untuk medis atau oprasi sangat diharusk, alat-alat yang disterilkan adalah yang berbahan jenis: logam, kaca, baku kain,plasti, dan karet.
b.        Metode sterilisasi manakah yang akan dipakai misalnya dengan  mengunakan metode fisika dan metode kimia.
1)      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)
Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci dengan air dan sabun. Sarung tangan yang terkena nanah, setelah dicuci bersih,dibersihkan lagi dengan lison 0,5% atau larutan betadin ( 1 gelas air ditambah 1 sendok teh betadin ). Setelah dibilas dengan air bersih, keringkan dan periksa apakah ada yang bocor atau tidak. Yang bocor dipisahkan. Sarung tangan yang telah bersih itu dikiringkan dengan kain bersih, baik luar maupun dalamnya. Setelah kering, bagian luar dan dalam diberi talk, dilipat, dan dimasukkan sepasang (kiri dan kanan) kedalam kantong sarung tangan, den gan terlebih dahlu diberi ukuran dan dimasukkan pula tambahan talk yang dibungkus dengan kasa kecil.
Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap, dimasukkan kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet formalin. Sarung tangan baru suci hama (steril) setelah terkena uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa buah stoples atau tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan
2)      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM
Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah dibersihkan.
Alat-alat logam peperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun tabung reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160­­­­oC, jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.
3)      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA
Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan pemanasan ke ring, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan menggunakan metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat terbakar.
4)      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR    ( kain doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian kain resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan carbon dioxida.
5)      STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK
Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan menggunakan metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk mensucikan alat dari bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptik.
E.       Perawatan Aat-Alat
Perawatan alat sangatlah penting dilakukan setelah dilakukannya strerilisasi agar alat-alat yang steril tidak terkontaminasi lagi olek mikroorganisme lain atau oleh spora sehingga bila alat itu digunakan akan menjadi aman
1.         PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN
Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering terjadi karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie atau parafin.
2.         PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL
Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.
§  Keuntungan: Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
§  Kelemahan: Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu daya tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja timbul goresan.
Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:
a.    Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37­­­­oC dan beri tambahan lampu 25 watt.
b.    Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c.    Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihakan debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa.
d.    Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e.    Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak diperkenankan.
f.      Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:
§  Air bersih
§  Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak
§  Larutan:           kalium dichromat        10 gram
§  Asam belerang            25 ml.
§  Aquades                      75 ml.
Kadang-kadang memerlukan perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yng kering.
3.      PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET
Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi tal pada seluruh permukaan karet.

Tidak ada komentar: