KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
“STERILISASI”
DI SUSUN OLEH
DENIA HUZANNUR ARIANI
TINGKAT 1.A
032001D12010
AKADEMI
PERAWAT KESEHATAN
PEMERINTAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN
AKADEMIK 2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahapan penting yang mutlak harus
dilakukan selama bekerja di ruang praktikum mikrobiologi adalah prinsip
sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril.
Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya,
baik yang menganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses
baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya
proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri
yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan
(Cappuccino, 1983).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium
memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan.
Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya.
Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam
amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent
atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkanmikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi
tergantung dari metode dan tipemikroorganisme
yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme
tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006).
B. Macam-Macam
Sterilisasi
Pada
prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi:
1.
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2.
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan
pemanasan & penyinaran
Ø Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada
api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan
oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat
yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu
dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan
maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip
dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini
supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik
disinfeksi termurah Waktu 15 menit
setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium
perfingens dan Cl. botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunalkan
autoklaf menggunakan suhu 121 C dan
tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk
mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi selama 7
hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media
jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan
dalam autoklaf
Ø asteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi
susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/
30 menit
Ø Penyinaran dengan sinar UV.Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses
sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi
biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
- Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
- Daya kerjaà absorbsi as. Nukleat
- Panjang
gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
- Kelemahanà penetrasi lemah
Ø Sinar Gamma Daya kerjanyaà ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas
menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat
suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar
gamma disebut juga “sterilisasi dingin”
3.
Sterilisasi
dengan Cara Kimia
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada disinfeksi kimia
• Rongga (space)
• Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
• Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
• Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
• Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora
kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap
• Sebaiknya menyediakan hand lation àmerawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Beberapa Zat Kimia yang sering
digunakan untuk sterilisasi
- Alkohol
- Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi
- Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi à membran sel rusak & enzim
tdk aktif
- Halogen
- Mengok sidasi protein kuman
- Yodium
- Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit
- Efektif terhadap berbagai protozoa
- Klorin
- Memiliki warna khas dan bau tajam
- Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non
bedah
- Fenol (as. Karbol)
- Mempresipitasikan protein secara aktif,
merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan
- Standar pembanding untuk menentukan aktivitas
suatu desinfektan
- Peroksida (H2O2)
- Efektif dan nontoksid
- Molekulnya tidak stabil
- Menginaktif enzim mikroba
- Gas Etilen Oksida
- Mensterilkan
bahan yang terbuat dari plastik.
C. Metode atau
Teknik Sterilisasi
1. Secara
fisika
Yaitu dimana proses sterilisasi mengunakan hukum
fisika yaitu dengan:
1)
Pemanasan
kering
Prinsipnya adalah protein mikroba
pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi
oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur
kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperlukanp pemanasan mencapai 160oC s/d 180oC. Pada temperatur
ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan, hal ini
disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri phatogen dapat terbakar.
Pada sistem pemanasan kering terdapat udara, hal mana telah diketahui bahwa
udara memerlukan waktu lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada
temperatur
a.
Udara panas
oven
Digunakan untuk sterilisasi alat
gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak, parafin, petrolatum,
serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan adalah
170oC selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150oC
selam 3 jam.
b.
Pemijaran
langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat
logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat yang berlekuk
karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600oC dalam
waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai berpijar.
c.
Minyak dan
penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat
bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan
kimia stabil dalam ampul. Bahan atau alat dicelupkan dalam penangas dicelupkan
dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 160oC.
Larutan natrium atau amonium klorida jenuh dapat digunakan pula sebagai
pengganti minyak mineral.
2)
Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara
mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat
membunuh mikroba.
a.
Uap bertekanan
(autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat
gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat
berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC
adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara
cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
Benda yang akan disuci hamakan diletakan diatas
lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan
dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100oC), pada tekanan 15Ib temperatur yang mencapai 121oC. Organisme yang tidak berspora hanya dapat mati
dengan pemanasan 100oC selama 30 menit tetapi ada beberapa dapat
bertahanselama 10 jam pada temperatur 100oC dapat
dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih ini ditambah
dengan natrium carbonat
b.
Pemanasan
dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi
larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih
dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan
bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC selama
10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan
0,5% fenol; 0,5% klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.
c.
Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat
bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat
membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
3) Cara bukan
panas
a. Sterilisasi
dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi
menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel se hingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk
sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua
macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ)
dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang
elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultra violet,
radiasi sinar gamma atau sinar dan sinar matahari. Sinarmataharib anyak
mengandung ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses
sterilisasi, hal ini telah lama diketahui banyak orang. Sinar ultraviolet bisa
diperoleh dengan menggunakankatoda panas(emisi termis) yaitu ke dalam tabung
katoda b ertekanan rendah diisi dengan uap air raksa, panjang gelombang yang
dihasilkan dalam proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2600 angstrom. Lampu
merkuri yang banyak terpasang dijalan-jalan sesungguhnya banyk yang mengandung
sina ultraviolet yang dihasilkan itu diserap banyak oleh tabung gelas yang
dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis
ultraviolet.
2. Secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan
kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%,
selain itu juga Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan
disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol
aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.
b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan
kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen
oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan
untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan,
plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi
gugus –SH, -OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan
alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan mikroba mati
3. Metode mekanik
a. Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi
larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini
tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter
dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik
dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen.
Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.
Ada banyak macam filter yaitu:
1) Berkefeld V
2) Coars N, M dan W
3) Chamberland
4) Seitz
5) Sintered glass
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk menyeterilkan
larutan gula, cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi
mikroorganime seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan filtrable virus
dari bakteria dan organisme.
D. Pelaksanaan Sterilisasi Alat
Sterilisasi dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang diinginkan yaitu mikroorganisme dapat dibunuh dan peralatan
tetap baik, untuk sementara itu perlu mengetahui:
a.
Macam peralatan manakah yang akan disuci hamakan
Seperti alat-alat yang digunakan
untuk medis atau oprasi sangat diharusk, alat-alat yang disterilkan adalah yang
berbahan jenis: logam, kaca, baku kain,plasti, dan karet.
b.
Metode sterilisasi manakah yang akan dipakai misalnya
dengan mengunakan metode fisika dan metode kimia.
1) STERILISASI
TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)
Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan
dengan uap formalin atau dengan otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan,
terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci dengan air dan sabun.
Sarung tangan yang terkena nanah, setelah dicuci bersih,dibersihkan lagi dengan
lison 0,5% atau larutan betadin ( 1 gelas air ditambah 1 sendok teh betadin ).
Setelah dibilas dengan air bersih, keringkan dan periksa apakah ada yang bocor
atau tidak. Yang bocor dipisahkan. Sarung tangan yang telah bersih itu
dikiringkan dengan kain bersih, baik luar maupun dalamnya. Setelah kering,
bagian luar dan dalam diberi talk, dilipat, dan dimasukkan sepasang (kiri dan
kanan) kedalam kantong sarung tangan, den gan terlebih dahlu diberi ukuran dan
dimasukkan pula tambahan talk yang dibungkus dengan kasa kecil.
Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang
telah siap, dimasukkan kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa
tablet formalin. Sarung tangan baru suci hama (steril) setelah terkena uap
formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa buah stoples atau
tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula
dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan
2)
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM
Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci
terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci alat-alat begitu selesai
memakainya, agar kotoran yang melengket mudah dibersihkan.
Alat-alat logam peperti jarum suntik, pinset, gunting,
jarum oprasi, scapel blede maupun tabung reaksi mula-mula dibersihkan terlebih
dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan metode
pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160oC, jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan
agar suhu turun perlahan-lahan.
3)
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA
Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi
logam yaitu dengan menggunakan pemanasan ke ring, selain itu bahan baku kaca
juga sering disterilisasi dengan menggunakan metode radiasi karena bahan baku
kaca banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat
efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat
bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi
termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut
dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom
sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat terbakar.
4)
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA
KULTUR ( kain doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran, kemudian kain resebut dibungkus dengan kertas agar
setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan
kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut dibersihkan
terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu
sebelum sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode
pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave).
Metode sterilisasi denga menggunakan autoclave ini yaitu dengan adanya
pertukaran anatara oksigen dan carbon dioxida.
5)
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK
Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan
sebaiknya jangan menggunakan metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah
bentuk dari plastik tersebut. Untuk mensucikan alat dari bahan baku plastik
sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan detergen,
kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah itu cuci
denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptik.
E. Perawatan Aat-Alat
Perawatan alat sangatlah penting dilakukan setelah
dilakukannya strerilisasi agar alat-alat yang steril tidak terkontaminasi lagi
olek mikroorganisme lain atau oleh spora sehingga bila alat itu digunakan akan
menjadi aman
1.
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH
DISTERILKAN
Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga
maupun alumunium sering terjadi karatan. Untuk menghindari terjadinya hal
demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang mempunyai
temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan
lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap
air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus bebas dari kotoran
debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie atau parafin.
2.
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL
Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium
medis. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.
§ Keuntungan:
Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan
terhadap perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus
cahaya yang besar.
§ Kelemahan:
Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu
daya tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk
membersihkan saja timbul goresan.
Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari
bahan gelas, maka dalam segi perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas
harus memperhatikan:
a.
Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri
tambahan lampu 25 watt.
b.
Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai
zat higroskopis.
c.
Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa
angin untuk membersihakan debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu
membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa.
d.
Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan
diatas kawat kasa, atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e.
Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan
langsung kedalam air yang sedang mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam
air dingin kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk
pendinginan mendadak tidak diperkenankan.
f.
Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera
setelah dipakai dapat menggunakan:
§ Air bersih
§ Detergen:
menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak
§ Larutan:
kalium dichromat 10 gram
§ Asam
belerang 25
ml.
§ Aquades
75 ml.
Kadang-kadang memerlukan perendaman sampai beberapa
jam, kemudian dibilas dengan air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu
disimpan ditempat yng kering.
3.
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET
Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket
apabila disimpan terlalu lama. Untuk menghindari kerusakan dari bahan baku
karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau
cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan
menjemur dibawa sinar matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi
tal pada seluruh permukaan karet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar