PROSES PENUAAN
A.
Pengertian Lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari
proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN
1998)
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah
penduduk yang mengalam i proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal
ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ.
B.
Pengertian Proses Penuaan
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua
(menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantindes, 1994)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau
tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut
usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau
juga suatu kecacatan.
Akan tetapi
proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam nenghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut
usia.Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan
jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan
seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya.
C.
Teori-Teori Proses Penuaan
1.
Teori
Biologis
Penuaan merupakan proses secara berangsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan yang
berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur sel,
akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan
perubahan negative. (Mary ANN Christ et al, 1993, dikutip oleh Hardywinoto
& Toni Setibudi, 1999). Teori biologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi
teori intrinsic dan ekstrinsik. Intrinsic berarti perubahan yang berkaitan
dengan usia timbul akibat penyebab diakibatkan pengaruh lingkungan.Teori
biologis dibagi dalam :
a)
Teori Genetik Clock
Menurut teori ini menua telah terprogram secara
genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam inti
selnya suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jadi
menurut konsep ini bila jam kita ini berhenti kita akan meninggal dunia,
meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit. Secara teoritis
dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya beberapa waktu dengan
pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
dengan obat-obatan tindakan tertentu.
b)
Teori Error Catastrophe
(Teori Mutasi Somatik)
Menurut teori ini, menua disebabkan kesalahan yang
beruntun dalam jangka waktu yang lama dalam transkripsi dan translasi.
Kesalahan tersebut menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan berakibat
metabolism yang salah sehingga mengurangi fungsional sel, walaupun dalam
batas-batas tertentu kesalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun
kemampuan memperbaiki diri terbatas pada transkripsi yang tentu akan
menyebabkan kesalahan sintesis protein atau enzim yang dapat menimbulkan
metabolit berbahaya. Bila juga terjadi kesalahan pada tranlasi maka kesalahan
yang terjadi juga semakin banyak.
c)
Teori Auto Immune
Dalam teori ini dijelaskan bahwa didalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi
lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia
dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun. (Godteris
& Brocklehurst, 1989).
d)
Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak
stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen
bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan
sel-sel tidak dapat beregenerasi. Didalam tubuh yang bersiap merusak, dapat
dinetralkan dalam tubuh oleh enzimatau senyawanon enzim contohnya adalah :
vitamin C betakorotin, vitamin E.
e)
Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh
lelah (rusak)
f)
Teori “Immunology Slow
Virus” (Immunology Slow Virus Theory)
System immune menjadi kurang efektif dengan
bertambahnya usia dan masuknya virus
kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
g)
Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh telah
terpakai.
h)
Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau asing reaksi kimianya
menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan
kurangnya elastic, kekakuan dan hilangnya fungsi.
i)
Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2.
Teori
Kejiwaan Sosial
a)
Aktivitas atau kegiatan
(activity theory)
1)
Teori aktivitas,
menurut Havighrusrst dan Albrecht, 1953 berpendapat bahwa sangat penting bagi
individu usia lanjut untuk tetap aktivitas dan mencapai kepuasan hidup.
2)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini
menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut
banyak dalam kegiatan social.
3)
Ukuran optimum (pola
hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia
4)
Mempertahankan hubungan
antara system social dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke
lanjut usia.
b)
Kepribadian belanjut
(continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah
pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori
ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
c)
Teori pembebasan
(disengagement theory)
Salah satu teori social yang berkenaan dengan proses
penuaan adalah “teori pembebasan atau disengagement theory”. Teori ini
menyatakan bahwa dnegan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur
mulai nmelepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi social lansia menurun, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga
sering terjadi kehilangan ganda (Tripple Lost), yakni :
1)
Kehilangan peran (Loss
of role)
2)
Hambatan kontak social
(restraction of contacs and relation ships)
3)
Berkurangnya komitmen
(to social mores and values)
3.
Teori
Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi
dan sosiologi salah satu teori yang ada. Teori tugas perkembangan, menurut
Hanghusrt (1972) setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang
spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan
sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik,
pengharapan cultural dan masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi
penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa
pension dan penurunan income, penerimaan adanya kematian dan pasangannya atau
orang-orang yang berarti bagi dirinya, mempertahankan hubungan dengan group
uang seusianya, adopsi dan adaptasi dengan peran social secara fleksibel dan
mempertahankan kehidupan secara memuaskan.
4.
Teori
Kesalahan Genetik
Dr. Afgel berpendapat bahwa proses menjadi tua ditentukan oleh
kesalahan sel genetic DNA dimana sel genetic memperbanyak diri (ada yang
memperbanyak diri sebelum pembelahan sel) sehingga mengakibatkan
kesalahan-kesalahan yang berakibat pula dengan terhambatnya pembentukan sel
berikutnya sehingga mengakibatkan kematian sel. Pada saat sel mengalami
kematian orang akan tampak menjadi tua.
5.
Rusaknya
Sistem Imun Tubuh
Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan
kemampuan system imun untuk mengenali dirinya berkurang menurun mengakibatkan
kelainan pada sel, dianggap sel asing sehingga dihancurkan perubahan inilah
terjadinya peristiwa auto imun.
6.
Teori
Menua Akibat Metabolisme
Tua yang bagaimana ?
1)
Datang dengan
sendirinya, merupakan “karunia” yang tidak bisa dihindari/ditolak
2)
Usaha dalam
memperlambat menjadi awet muda
3)
WHO : 1982 usia lanjut
yang bahagia dan sejahtera
Perubahan : apa ? kapan ? dan bagaimana ?, dahulu
normal jadi tua, masa karir : sukses menjadi tua. Pada zaman tempo dulu
pendapat tentang tua : botak, mudah kebingungan, pendengaran sangat menurun atu
mereka menyebut “budeg”, menjadi bungkuk dan sering dijumpai kesulitan dalam
menahan buang air kecil : beseran atau inkontinensia urin.
7.
Teori Telomere
Pada ujung setiap kromosom, terdapat sekuen pendek DNA
nontranskripsi yang dapat diulang berkali-kali (TTAGGG), yang dikenal sebagai
telomere. Sekuen telomere ini tidak seluruhnya terkopi sepanjang sintesis DNA
menuju ke mitosis. Sebagai hasilnya, ekor untaian tunggal DNA ditinggal di
ujung setiap kromosom; ini akan dibuang dan, pada setiap pembelahan sel,
telomere menjadi pendeksel . Pada saat sel somatik bereplikasi, satu potongan
kecil tiap susunan telomere tidak berduplikasi, dan telomere memendek secara
progresif. Akhirnya , setelah pembelahan sel yang multiple, telomere yang
terpotong parah diperkirakan mensinyal proses penuaan sel. Namun demikian, pada
sel germ dan sel stem panjang telomere diperbaiki setelah pembelahan tiap sel
oleh enzim khusus yang disebut telomerase.
Pemendekan telomere dapat menjelaskan batas replikasi
(“Hayflick”) sel. Hal ini didukung oleh penemuaan bahwa panjang telomer
berkurang sesuai umur individu darimana kromosom didapat. Dari pengamatan
jangka panjang bahwa fibroblast manusia dewasa normal pada kultur sel, memiliki
rentang masa hidup tertentu; fibroblast berhenti membelah dan menjadi menua
setelah kira-kira 50 kali penggandaan. Fibroblast neonatus mengalami sekitar 65
kali penggandaan sebelum berhenti membelah, sementara itu fibroblast pada
pasien dengan progeria, yang berusia
premature, hanya memperlihatkan 35 kali penggandaan atau lebih. Menuanya
fibroblas manusia dalam biakan dapat dihindari secara parsial dengan
melumpuhkan gen RB dan TP 53. Namun sel ini akhirnya juga mengalami suatu
krisis, yang ditandai dengan kematiaan sel masif.
8. Teori Wear and Tear
Teori “Wear and Tear” disebut juga teori “Pakai dan
Lepas”. Teori ini memberi kesan bahwa hilangnya sel secara normal akibat dari
perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan penumpukan rangsang subletal dalam
sel yang berakhir dengan kegagalan sistem yang cukup besar sehingga keseluruhan
organisme akan mati.Teori ini memberikan penjelasan yang baik mengapa kegagalan
jantung dan system saraf sentral merupakan penyebab yang sering pada kematian;
sel-sel yang mempunyai fungsi penting pada jaringan ini tidak mempunyai
kemampuaan regenerasi.Teori ini sama sekali tergantung pada pandangan statistik
penuaan. Pada teori ini kita mempunyai harapan hidup yang sama bagi setiap
individu, namun perubahan panjang umur setiap individu diakibatkan oleh
perubahan pola hidup dari individu itu sendiriBerbagai mekanisme seluler dan
subseluler yang diperkirakan sebagai penyebab kesalahan penumpukan yang
menyebabkan terjadinya penuaan sel adalah:
ikatan silang protein
ikatan silang DNA
mutasi dalam DNA yang membuat gen yang penting tidak tersedia atau berubah
fungsinya.
kerusakan mitokondria
cacat lain dalam penggunaan oksigen dan nutrisi
D. Perubahan Fisik yang Terjadi Pada Proses Penuaan
1.
Sel
a) Lebih sedikit jumlahnya
b) Lebih besar ukurannya
c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
cairan intraseluler
d) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan
hati.
e) Jumlah sel otak menurun.
f)
Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
2.
Sistem persarafan
a) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel
otaknya dalam setiap harinya).
b) Cepatnyan menurun hubungan persarafan.
c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stres.
d) Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya
penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih
sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap
dingin.
e) Kurang sensitif terhadap sentuhan
3.
Sistem pendengaran
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata,
50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan
otosklerosis.
c) Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena
menginkatnya keratin.
d) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa/stres.
4.
Sistem penglihatan
a) Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon
terhadap sinar.
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi
katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
e) Hilangny daya akomodasi.
f)
Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
g) Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau
pada skala.
5.
Sistem kardiovaskuler
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c) Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap
tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
d) Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya
resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis
normal 90 mmHg.
6.
Sistem pengtaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap
bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu,
kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui
antara lain;
a) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara
fisiologik ± 35o ini akibat metabolisme yang
menurun.
b) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
1)
Sistem respirasi
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
Menurunnya aktivitas dari silia
Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas
menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas
menurun
Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun
seiring degan bertambahnya usia.
2)
Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk
dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di
lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
Esofagus melebar.
Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun,
waktu mengosongkan menurun.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu).
Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya
aliran darah.
3)
Sistem reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus
Atrofi payudara
Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya
penurunan secara beransur-ansur
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
keksehatan baik), yaitu;
ü
Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
ü
Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
ü
Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan
warna.
4)
Sistem genito urinaria
Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui
urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari
ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron
menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus
berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine
menurun, proten uria.
Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat.
Vesika urinari susah dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
Atrofi vulva
5)
Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan
hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
6)
Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
Kulit kasar dan bersisik,
Mekanisme proteksi kulit menurun
Produksi serum menurun
Gangguan pigmentasi kulit
Kulit kepala dan rambut menipis
Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
7)
Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi pendek
Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
8)
Perubahan mental
Perubahan fisik, organ perasa
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa
perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buru
Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal.
Berkurangnya keterampilan psikomotor.
9)
Perubahan psikososial
E. Sindroma Proses Penuaan yang Prematur
Ada beberapa penyakit genetik yang menunjukan adanya
proses penuaan yang prematur. Tanda-tanda dari penyakit ini adalah dijumpainya
rambut yang beruban, mengkerutnya kulit, dan pendeknya masa hidup dari
penderita tersebut. Pada beberapa kasus hal ini dapat terjadi karena mutasi
dari gen. Adapun proses penuaan yang premature tersebut dapat kita lihat pada:
1.
Werner’s syndrome
Pada penderita ini kelihatan pada rambut mereka telah
beruban pada usia 20 tahun dan penderita umumnya meninggal pada usia 40 tahun.
Tanda-tanda proses penuaan seperti osteoporosis, katarak, dan arterosklerosis
dapat terlihat pada penderita. Meskipun pada waktu mudanya, sel-sel juga
mengalami replikasi penuaan namun hanya sebanyak 20 kali, sedangkan yangnormal
mencapai 70 kali atau lebih. Hal ini disebabkan oleh mutasi di WRN, dimana WRN ini diperlukan untuk
perbaikan dan pemeliharaan DNA yang terdapat di telomere.
2. Cockayne syndrome (CS)
Terjadi karena mutasi pada gen-gen yang berfungsi pada
perbaikan DNA yaitu pada saat terjadi transkripsi DNA. Pada penderita ini hanya
menunjukkan beberapa tanda proses penuaan, namun proses kematian sangatlah
cepat pada penderita ini.
3. Ataxia telangiectasia (AT)
Penderita menunjukkan proses penuaan yang premature
hal ini disebabkan karena kerusakan pada fungsi gen yang mendeteksi kerusakan
DNA (ATM) sehingga gen gagal memulai untuk proses perbaikan selnya.
4. Hutchinson – Gilford progeria syndrome
Anak-anak yang menderita sindroma ini akan menunjukkan
tanda-tanda proses penuaan premature yang parah sejak mereka dilahirkan dan
penderita akan meninggal setelah mereka berumur belasan tahun. Disebabkan oleh
mutasi gen (LMNA) untuk lamin yang berfungsi menstabilkan membrane dalam dari
pembungkus inti sel. Sebagaimana telah diketahui bahwa replikasi, transkripsi,
dan perbaikan dari DNA berlangsung di bagian dalam dari inti sel, sedangkan
pada penderita sindroma ini terjadi peningkatan kerusakan pada DNA dan
kerusakan pada ekspresi gen.
Dari sindrom penuaan yang premature ini terlihat bahwa
terjadinya mutasi bukan seluruhnya pada sel, tetapi terjadi mutasi pada gen-gen
yang bertanggung jawab pada proses replikasi, perbaikan, dan transkripsi dari
dari seluruh gen.
F. Anti Aging
Pada penderita proses penuaan yang premature terapi
yang maksimal belumlah dijumpai, namun dengan diketahuinya bahwa adanya enzim
telomerase yang menghambat pemendekan telomere ini,maka para ilmuwan masih
berusaha untuk membentuk suatu substrat yang bekerja seperti enzim telomerase
tersebut.
Namun penghambatan proses penuaan pada sel-sel yang
normal telah banyak ditemukan dengan munculnya produk-produk anti aging.Dugaan
bahwa radikal bebas tersebar dimana-mana, pada setiap kejadian pembakaran
seperti merokok, memasak, pembakaran bahan baker pada mesin dan kendaraan
bermotor. Paparan sinar ultraviolet yang terus-menerus, pestisida dan
pencemaran lain di dalam makanan kita, bahkan karena olahraga yang berlebihan,
menyebabkan tidak ada pilihan selain tubuh harus melakukan tindakan protektif.
Langkah yang tepat untuk menghadapi banyaknya radikal bebas tersebut adalah
dengan mengurangi paparannya atau mengoptimalkan pertahanan tubuh melalui
aktivitas antioksidan.
Selain jenis antioksidan enzimatis seperti yang
disebut di awal, dikenal pula jenis antioksidan nonenzimatis. Jenis ini dapat
berupa golongan vitamin, seperti vitamin C, vitamin E serta golongan senyawa
fitokimia seperti senyawa fenolik. Senyawa fenolik ini banyak dijumpai pada
sayuran, buah-buahan, rempah-rempah dan sebagainya yang merupakan konsumsi
makanan kita sehari-hari.
Suplemen vitamin banyak beredar di pasaran dalam
berbagai dosis. Namun perlu diketahui, hingga saat ini para ahli masih sulit
memastikan berapa komposisi yang seimbang antara radikal bebas dan antioksidan
di dalam tubuh.Beberapa antioksidan dalam dosis tertentu bisa berubah sifat
menjadi prooksidan.
DAFTAR PUSTAKA
- Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia
Lanjut. Jakarta: Dep Kes R.I.
- Lueckennotte,
Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year Incorporation.
- Nugroho,
Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC
Anonym, Panduan Gerontologi, Jakarta: EGC
- Kumar V, Cotran R.S, Robbin S.L, Basic Pathology, 84.
Kumar V, Cotran R.S,
- Robbin S.L, Basic Pathology, 8th ed,
Saunders, Philadelphia, 2007 ; 28-30