Satuan Acara Penyuluhan
Tentang Penyakit Asma
I. Latar Belakang Masalah
Hasil penelitian International
study on asthma and alergies in childhood pada tahun 2006, menunjukkan bahwa di
Indonesia prevalensi gejala penyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%.
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, namun dalam penggunaan obat-obat yang
ada saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala saja.
Selama asma menyerang, saluran napas akan mengalami
penyempitan dan mengisinya dengan cairan lengket yang diproduksi oleh
dinding bagian dalam yang menyebabkan jalan udara menyempit dan mengurangi
aliran keluar masuknya udara ke paru-paru. Pada asma kambuhan sering
menyebabkan gangguan seperti sulit tidur, kelelahan, dan mengurangi tingkat
aktivitas sehari-hari.Walaupun asma merupakan penyakit yang dikenal luas
oleh masyarakat, namun penyakit ini kurang begitu dipahami, sehingga timbul
anggapan dari sebagian perawat dan masyarakat bahwa asma merupakan
penyakit yang sederhana serta mudah diobati dan pengelolaan utamanya dengan
obat-obatan asma khususnya bronkodilator.
Berbagai faktor menjadi sebab dari
keadaan ini yaitu adanya kekurangan dalam hal pengetahuan tentang asma,
kelaziman melakukan diagnosis yang lengkap atau evaluasi sebelum terapi,
sistematika dan pelaksanaan pengelolaan, upaya pencegahan dan penyuluhan, serta
pengelolaan asma. Kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi timbulnya
serangan asma, sehingga diperlukan penatalaksanaan lingkungan. Pengaturan rumah
sehat yaitu keadaan rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya
matahari, saluran pembuangan air harus lancar, kamar tidur sebaiknya sesedikit mungkin berisi
barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Banyak penduduk Indonesia masih
berpendidikan rendah sehingga pengetahuan tentang cara hidup sehat, menjaga
kebersihan diri, kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi belum diketahui
dengan baik. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman sehingga hal tersebut dapat memunculkan sikap
terhadap nilai-nilai yang benar maupun salah, termasuk nilai kesehatan.
II. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan
penyakit Asma, peserta penyuluhan diharapkan dapat mengerti, menghayati dan
melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) sehingga kesakitan dan kematian karena penyakit Asma dapat dicegah.
2.
Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan
Peserta penyuluhan mampu :
- Menjelaskan pengertian Asma
- Menjelaskan Penyebab Asma
- Menjelaskan pencegahan penyakit
Asma
- Menjelaskan Prinsip tatalaksana
penderita Asma
- Menjelaskan Tatalaksana
penderita Asma di rumah
- Mendemonstrasikan cara
memberikan perawatan awal atau membuat obat
alami.
III. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan ini adalah penduduk
di desa Sakra
IV. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat
: Rumah Kepala
Desa Sakra
Hari/Tanggal
: Rabu , 30 Oktober 2013
Pukul
: 08.00 s/d 08.30 WIB
V. Materi
Materi dalam penyuluhan ini terdiri
dari:
1.
Pengertian Penyakit Asma
2.
Penyebab Asma dan Epidemiologi Asma
3.
Pencegahan penyakit Asma
4.
Prinsip tatalaksana penderita Asma
5.
Tatalaksana penderita Asma di rumah
6.
Cara memberikan perwatan awal atau membuat obat alami
VI.
Methode dan Teknik
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a. Ceramah.
b. Diskusi dan tanya jawab.
2.
Tehnik
Tehnik yang digunakan adalah dengan melakukan :
a. Menyiapkan
materi yang akan disajikan.
b. Menyiapkan
tempat penyuluhan.
c. Menjelaskan
tujuan dari promosi kesehatan yang dilakukan.
d. Menyajikan
materi kemudian melakukan diskusi dan tanya jawab.
VII. Media
Media penyuluhan yang dipergunakan
meliputi :
a.
Laptop
b.
LCD
VIII. Strategi Pelaksanaan
1.
Persiapan
a. Survei lokasi dan karakteristik
sasaran.
b. Menyusun laporan dan materi.
c. Konsultasi dengan pembimbing.
d. Menyiapkan alat dan media.
2.
Pelaksanaan
No
|
Uraian
|
Kegiatan
|
Materi
|
Waktu
|
1.
|
Pembukaan
|
a. Salam
pembukaan
b. Perkenalan
c. Menjelaskan
tujuan penyuluhan
|
a. Pembukaan
oleh penyuluh.
b.
Penyuluh memperkenalkan diri.
c. Penyuluh
menjelaskan tujuan penyuluhan.
|
5 Menit
|
2.
|
Kegiatan Inti
|
a. Penyajian materi tentang Penyakit Asma
-Diskusi dan tanya jawab
|
a. Penyuluh menyajikan
materi :
-Pengertian penyakit asma
-Penyebab Asma dan Epidemiologi Asma
- Pencegahan penyakit Asma
-Prinsip tatalaksana penderita Asma
-Tatalaksana penderita Asma di rumah
-Cara memberikan perawatan awal atau membuat obat alami
b. Melakukan diskusi dan
tanya jawab dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
bertanya.
|
15 Menit
|
3.
|
Penutup
|
a.
Menyimpulkan hasil kegiatan
b
c. Salam
penutup.
|
-- Penyuluh menyimpulkan hasil
kegiatan yang telah dilakukan.
b.
c. -Penyuluh menutup
kegiatan.
|
10 Menit
|
IX. Evaluasi
1.
Struktur
a. Media
penyuluhan dapat disiapkan dan digunakan dengan optimal.
b. Materi penyuluhan yang dilakukan
sesuai dengan karakteristik.
c. Penyuluh mengetahui fungsinya
masing-masing dengan baik.
d. Lokasi yang digunakan mudah
dijangkau baik transportasi maupun telekomunikasi oleh peserta dan penyuluh.
2.
Proses
Kegiatan penyuluhan diikuti oleh masyarakat desa Sakra.
3.Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat desa Sakra dapat :
a.
Menjelaskan pengertian penyakit asma.
b.
Mengetahui penyebab penyakit asma.
c.
Mengetahui cara pencegahan penyakit asma
d.
Mengetahui prinsip tatalaksana penderita penyakit asma baik dirumah
maupun diluar lingkungan rumah.
e.
Menjelaskan cara perawatan
awal dan membuat obat alami.
X. Lampiran
Lampiran
I : Materi Penyuluhan Penyakit Asma
MATERI PENYULUHAN
1.
Pengertian
Penyakit Asma
Asma berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ”Asthma” yang
berarti terengah-engah.Asma adalah penyakit kronis (berlangsung lama) yang
ditandai oleh sesak napas disertai bunyi ngik-ngik (wheezing) dimana derajat
keparahan setiap orang berbeda-beda. Pada saat serangan, yang terjadi
adalah menyempitnya jalan napas kita akibat dari pengerutan bronkus yang menyebabkan
udara sulit keluar masuk paru.
Penyebab dari asma belum sepenuhnya dimengerti. Namun faktor
risiko yang dapat mencetuskan timbulnya asma adalah, allergen (zat yang
menyebakan alergi), merokok, dan iritasi zat kimia. Asma tidak dapat
disembuhkan, namun dapat di control dengan tata laksana yang tepat.
Gejala dan Tanda
Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak
dan suara napas yang berbunyi ngik-ngik atau mengi dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang
waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya
rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.Penderita
asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat
mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang
menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas.Pada penderita asma,
penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan
tertutupnya saluran oleh dahak yang dirpoduksi secara berlebihan dan
menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.
Pada
asma, terjadi 3 (tiga) jenis proses yang bersamaan, yaitu :
- Peradangan (inflamasi) pada
saluran nafas
- Penyempitan saluran nafas
(bronkokonstriksi)
- Pengeluaran cairan mukus/lendir
pekat secara berlebihan
Akibat dari tiga proses pada asma, maka pasien asma dapat
mengalami kesukaran bernafas atau sesak yang disertai batuk dan mengi. Bentuk
serangan akut asma mulai dari batuk yang terus-menerus, kesulitan menarik nafas
atau mengeluarkan nafas sehingga perasaan dada seperti tertekan, serta nafas
yang berbunyi. Umumnya serangan asma terjadi pada malam menjelang pagi hari.
2.
Penyebab
Asma
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan
presipitasi timbulnya serangan asma.
a.
Faktor
predisposisi
·
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun
belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit
asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
b.
Faktor
presipitasi
·
Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1)
Inhalan,
yang masuk melalui saluran pernapasan.Seperti : debu, bulu binatang, serbuk
bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
2)
Ingestan,
yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan.
3)
Kontaktan,
yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.
·
Perubahan
cuaca.
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,
seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga.
·
Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping
gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa
diobati.
·
Lingkungan
kerja
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang
yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu
lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
·
Olah
raga/ aktifitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma.
Secara umum pencetusnya adalah:
- Makanan yang mengandung zat
pengawet, penyedap, dan pewarna. Bila makanan tersebut dikonsumsi
terus-menerus akan mengakibatkan reaksi alergi dan inflamasi/peradangan.
- Aktivitas berlebihan: seperti
berlari-lari atau main sepeda seharian tanpa cukup istirahat. Gejala yang
timbul biasanya sewaktu tidur anak akan mengalami batuk-batuk.
- Bulu binatang seperti bulu
kucing atau bulu burung, dan lainnya.
- Penyakit
infeksi, seperti influenza, dan infeksi saluran napas atas (ISPA). Batuk
yang disebabkan penyakit tersebut dapat memicu terjadinya asma.
- Alergen
Seperti debu di rumah dan di jalan, debu karpet, kasur, kapuk, asap
rokok.
tungau,
serpih atau bulu binatang, spora jamur,
- Cuaca(panas / dingin ).
- Iritan. Seperti zat kimia (obat
nyamuk, pewangi ruangan, asap rokok, bau cat yang menyengat, SO2, dan
polutan udara lain).
- Buah-buahan tertentu (nanas,
rambutan, anggur dan lainnya). Getah atau manisnya buah sering membuat
batuk sehingga bisa terjadi asma.
- Factor psikis seperti Emosi
(terlalu sedih/gembira).
- Infeksi Saluran Napas. Infeksi
virus pada sinus, baik sinusitis akut maupun kronik, dapat memudahkan
terjadinya asma.
3.
Akibat dan Tatalaksana Asma
a. Tata Laksana
Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif adalah dengan
menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma untuk
mengurangi pembengkakan saluran pernafasan. Pengobatan asma secara cepat/jangka
pendek yaitu dengan menggunakan obat pelega saluran pernafasan seperti inhaler
dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan asma
Tindakan:
a.
Pembekaman:
pembekaman didahului dengan pijat refleksi secara umum, titik pembekaman yang
dipilih adalah titik paru berhubungan dengan faktor sesak napasnya, titik
jantung berhubungan kekuatan pembuluh darah dan titik hati berhubungan dengan
alerginya. Pembekaman dilakukan 2 minggu sekali selama 3 bulan dilanjutkan
sebulan sekali selama 6 bulan lalu 3 bulan sekali seterusnya..
b.
Fisioterapi
untuk otot-otot bantu pernapasannya agar tercapai relaksasi yang optimal,
dilakukan sekali sebulan.
c.
Lakukan
olah raga ringan teratur dengan porsi 3 X seminggu 30 menit. Sekarang sedang
dipopulerkan klub senam asthma. Senam asma bertujuan untuk membantu
meningkatkan kesehatan pasien dan membantu menjarangkan kekambuhan.
d.
Hindari
asap rokok, terutama di ruangan tertutup. Hindari polusi udara dengan cara
berangkatlah ke kantor pagi-pagi sehingga lalu lintas belum padat dan polusi
udara masih ringan. Bekerjalah lebih awal dan mintalah kompensasi dari pimpinan
untuk pulang lebih cepat agar terhindar dari kemacetan dan polusi yang berat di
sore hari.
e.
Bersihkanlah
sumber-sumber debu yang biasanya ada di kipas angin, AC, kawat nyamuk, dan
karpet dan jangan memelihara binatang piaraan.
secara normal, penata laksanaan terdiri dari 6 bagian:
1)
Edukasi
penderita
2)
Menilai
dan memonitor beratnya penyakit secara efektif dengan mengukur fungsi paru.
3)
Menghindari
dan mengendalikan pencetus asma
4)
Merencanakan
pengobatan jangka panjang untuk pencegahan
5)
Merencanakan
pengobatan untuk serangan akut
6)
Penanganan
lanjut secara teratur
4.
Pencegahan
penyakit Asma
1.
Pahami
Seluk Beluk Penyakit Asma
Asma bisa terjadi pada semua golongan dan lapisan usia.
Sayangnya, gangguan ini tak dapat dihilangkan sama sekali. Namun demikian, asma
dapat dikendalikan. Seseorang disebut penderita asma kalau ia sedang terserang
asma atau kondisi asmanya tidak stabil sehingga memerlukan obat-obatan. Beda
halnya dengan penyandang asma yang berarti sudah jarang terkena serangan (asma
stabil) dan tidak lagi mengonsumsi obat-obatan. Tentu saja seorang penyandang
bisa menjadi penderita kembali bila ia mengalami serangan akibat daya tahan
tubuh yang menurun atau karena adanya faktor pencetus. fokus utama pengobatan
asma bukan pada keluhan batuk atau sesak napasnya, tapi lebih pada peradangan
atau inflamasinya. Dengan mengatasi inflamasi saluran napas maka derajat
hiperreaktivitas saluran napas dapat terkontrol. Tak heran, bila pengobatan
asma selalu dilakukan dalam jangka panjang, minimal 6 bulan, hingga yang
bersangkutan dinyatakan stabil.
2.
Kenali
Berat Ringan Penyakit
Kita harus mengetahui klasifikasi atau derajat asma, sebelum
melakukan tindakan yang lebih jauh. Derajat asma dapat dibagi berdasarkan
frekuensi dan berat ringan gejala yang terjadi. Pengobatan tidak hanya
dilakukan ketika serangan asma sedang berlangsung, tetapi juga saat tidak dalam
serangan.Penderita asma dengan tipe intermiten (sangat ringan) yang
kekambuhannya dalam 1 minggu kurang dari 1 atau 2 kali, tidak memerlukan
pengobatan pencegahan. Namun, penderita asma dengan tipe persisten ringan,
persisten sedang dan persisten berat, harus mendapatkan terapi pencegahan
secara bertahap disesuaikan dengan klasifikasinya.
3.
Hindari
Faktor Pencetus
Faktor-faktor pencetus (dapat berbeda antara penderita yang
satu dengan lainnya).Faktor – faktor yang sering dikatakan sebagai pemicu di
antaranya adalah faktor alergen, emosi atau stres, infeksi, zat makanan, zat
kimia, faktor fisik seperti perubahan cuaca, kegiatan jasmani, dan
obat-obatan.Kerja faktor pencetus ini pun berbeda, ada faktor pencetus yang
bisa mengakibatkan penyempitan saluran nafas (bronchospasme), seperti emosi,
udara dingin, latihan, dan lain-lain. Ada pula faktor pencetus yang terutama
menyebabkan peradangan seperti infeksi saluran pernafasan akut, alergen, zat kimia,
dan asap rokok. Sebagian besar serangan asma dapat dicegah dengan menghindari
faktor-faktor pencetus tersebut.
4.
Gunakan
Obat Yang Tepat
Sulit membuat kesimpulan progres pengobatan. Sebaliknya,
pemeriksaan teratur akan memudahkan dokter melakukan evaluasi. Jika terdapat
kemajuan, maka dosis obat pengontrol akan diturunkan hingga akhirnya tidak
diperlukan lagi. Pemeriksaan berhenti saat kondisi penderita asma dinyatakan
stabil. Yang dimaksud keadaan stabil adalah bila tidak ada lagi serangan, tidak
ada lagi batuk malam hari, tidak ada lagi produksi lendir, dan aktivitas anak
seperti berlari-lari tidak menimbulkan sesak.
5.
Mengatasi
Serangan Akut
Serangan yang sulit diatasi sendiri biasanya disebabkan
adanya faktor lain, seperti status daya tahan tubuh anak sedang turun atau ada
infeksi di dalam tubuhnya. Perlu diketahui, penyakit infeksi yang disebabkan
virus sering tidak menimbulkan panas/demam kecuali ada lendir dan riak di
saluran napasnya. Bagi penderita asma yang belum stabil sangat disarankan untuk
selalu membawa obat (oral atau alat terapi inhalasi) ke mana-mana.
6.
Tingkatkan
Kebugaran Fisik
Olahraga paling baik bagi anak penderita asma adalah
berenang. Disamping melatih otot bantu napas, renang juga memberikan kelembapan
udara ke dalam bronkus. Namun perlu diketahui, sebagian penderita asma bisa
mendapat serangan setelah berolahraga. Akan tetapi olahraga tetap dibutuhkan
untuk meningkatkan efisiensi kerja otot pernapasan dan memperbaiki fungsi
pertukaran oksigen dan alveolus ke pembuluh kapiler. Oleh karenanya, olahraga
bagi penderita asma perlu disesuaikan dengan derajat berat ringan penyakitnya.
Sebelum mengajak si kecil berolahraga, konsultasikan dengan dokter pulmonologi
anak Anda.
7.
Alat
Terapi Inhalasi Anak
Nebuliser jenis ultrasonik merupakan alat terapi inhalasi
yang cocok bagi si kecil. Efektivitasnya, 20-30% obat akan masuk di saluran
napas dan alveoli sedangkan 2-5% akan mengendap di mulut dan tenggorokan.
Berkaitan dengan ini, terapi inhalasi bisa memiliki efek samping berupa iritasi
mulut dan tenggorokan serta infeksi jamur di tenggorokan. Untuk mencegahnya,
mintalah anak untuk berkumur setelah menggunakan obat. Alat terapi inhalasi
lain yang dapat digunakan pada asma anak adalah: babyhaler dan volumatic. Pada
anak yang lebih besar dapat digunakan MDI (metered dose inhaler) atau
turbohaler.
5.
Prinsip
tatalaksana penderita Asma
Pengobatan pada penyakit asma perlu dibedakan antara
pengobatan jangka panjang untuk pencegahan asma dan pengobatan untuk serangan
asma akut.
- Pengobatan Jangka Panjang
Umumnya penderita baru datang ke dokter pada saat ada serangan asma.
Tujuan dilakukannya pengobatan asma jangka panjang, yaitu:
a)
Mengendalikan gejala asma, termasuk
serangan pada malam hari (nocturnal),
b)
Mencegah eksaserbasi (serangan) asma
dan kunjungan ke bagian awat darurat,
c)
Memelihara fungsi paru agar sedekat
mungkin dengan nilai normal,
d)
Menjaga agar akivitas tetap normal,
termasuk bermain dan berolah raga,
e)
Mengurangi ketidakhadiran di sekolah,
f)
Mencegah timbulnya efek samping
pengobatan asma,
g)
Meminimalkan penggunaan agonis beta-2
(obat antiasma), dan
h)
Mencegah kematian karena asma.
- Pengobatan untuk serangan asma
Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera
mungkin untuk membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk mencegah
juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau
dalam bentuk yang berbedaMencegah terjadinya asma dapat dilakukan mulai dari
rumah dengan menjauhkan anak dari Alergen. seperti debu,serpih atau bulu
binatang, spora jamur. Cuaca (panas / d ingin ). zat kimia (obat nyamuk,
pewangi ruangan, asap rokok, bau cat yang menyengat, perhiasan, logam dan jam
tangan
Hal-hal yang perlu dicermati oleh penderita asma atau
keluarganya sebagai berikut:
a)
Kenali
gejala-gejala makin memberatnya serangan asma,
b)
Pada
penderita asma persisten sedang sampai berat atau pernah mengalami serangan
asma akut yang berat, perlu memantau
penyakitnya melalui peak flow meter (PFM).
c)
Pada
penderita asma perlu memiliki rencana pengobatan secara tertulis yang harus
diikuti sewaktu mendapat serangan berat dan
yang mempunyai riwayat serangan asma persisten sedang sampai berat dan yang mempunyai riwayat serangan asma berat.
d)
Segera
mencari pertolongan jika terjadi hal-hal berikut ini:
-
Mendapat serangan asma berat,
- Pengobatan tidak cepat memberikan respons atau perbaikan
hanya bertahan sebentar.
- Kondisi asma terus memburuk.
e) Menyimpan obat untuk mengatasi
serangan asma akut, seperti tablet kortikosteroid, agonis beta-aerosol, serta
alat penunjang lainnya, seperti spacer dan nebulizer.
f) Bila
terjadi gejala tak perlu panik, (terutama pada anak).
Hal-hal yang dapat dilakukan di rumah jika terjadi serangan asma, sebagai
berikut:
a)
Dampingi
penderita. Tenangkan dan berikan petunjuk posisi duduk atau posisi lain yang membuatnya nyaman.
b)
Buka
atau longgarkan pakaian yang mengganggu pernapasan.
c)
Jika
ada, berikan oksigen 1-2 ltr per menit.
d)
Usahakan
agar ruangan cukup mengandung oksigen, dengan membuka jendela atau ventilasi udara (tetapi penderita jangan
sampai terkena angin langsung).
e)
Berikan
obat sesuai dengan petunjuk dokter.
f)
Dalam
keadaan darurat (tidak ada obat), penderita dapat dipandu untuk menghirup uap
air panas yang diberi garam dapur.
g)
Berikan
minum air hangat yang banyak agar lendir yang kental dapat cair dan mudah dikeluarkan.
h)
Jika
serangan sudah reda, gantilah pakaian yang basah oleh keringat.
6.
Cara
pengobatan :
1) Pelajarilah makanan-makanan yang
memicu kambuhnya asma Anda dan hindarilah. Apabila banyak zat gizi yang
memicunya maka perlu dilakukan desensitisasi dimana tubuh Anda dilatih makan
sedikit-sedikit, tapi kontinyu bahan yang menyebabkan alergi tersebut sehingga
lama-kelamaan tubuh akan terbiasa. Hal ini untuk menjaga agar Anda tidak
terlalu banyak pantang makanan sehingga menjadi kekurangan zat gizi yang akan
melemahkan daya tahan tubuh . Tapi untuk
melakukan ini mintalah pertimbangan dokter Anda.
2) Obat yang biasa diberikan adalah:
- Obat luar: gosok dada dengan minyak badam manis atau yang
sejenis, yaitu minyak pala atau minyak kayu putih, usahakan ini setiap malam
baik dikala kambuh maupun tidak. Oleskan pula di cekungan antara jakun dengan
tulang dada.
- Obat minum: 1 sendok teh bubuk jahe dituang dalam secangkir
minuman teh hijau ditambah 1 sendok teh madu sebagai pemanis. Diminum
hangat-hangat kuku sebelum tidur malam.
- Pengalaman baru bagi saya, yaitu bisa diberikan Propolis
kaps 2 X sehari @ 1 kap. Propolis yang menurut pengalaman saya bisa
menjarangkan kekambuhan. Makin jarang kambuh Anda makin jarang minum obat
asthma yang tentu akan meminimalkan efek samping dan mengurangi biaya.
- Juga berikan anti oksidan kuat karena dalam berbagai
penelitian juga terbukti bahwa sebagian penyakit asthma adalah karena pengaruh
intervensi radikal bebas.